Kamis, 11 November 2010

Dimanakah Keadilan Internasional?






Amjad Arar
Di hadapan sorotan dunia, Israel menjajah Palestina, mengusir jutaan warganya, membunuh ratusan penduduk, wanita, anak-anak dan orang tua. Menangkapi penduduk Palestina yang berada di kamp pengungsian mereka di Yordania, Libanon, Tepi Barat dan Gaza. Israel melanjutkan keserakahannya, menjajah wilayah Arab yang berdekatan. Sejak didirikan, Israel belum pernah sekalipun membiarkan masa berlalu tanpa tindakan permusuhan.
Beberapa waktu lalu, kota Kafr Qasim memperingati peristiwa 15 tahun pembantaian yang dilakukan Israel yang menelan korban 49 orang meninggal, terdiri dari wanita, orang tua dan anak-anak. Beberapa wilayah Palestina, Deir Yassin, Thanturah, Dawaimah, Shabra dan Shatila, Qana, Bahr Baqar, dan Hamamat Syat juga memperingati para syuhada mereka. Konvoi syuhada pun tidak berhenti sampai disitu.
Israel menyerang Iraq dan Tunisia, menggelar puluhan kejahatan pembunuhan di Negara-negara Arab dan beberapa Negara Eropa. Bahkan agen-agen Mosad bertebaran di pos pemeriksaan pasport dan tempat umum, melakukan spionase, penangkapan dan pembunuhan. Dunia memposisikan Israel berada di atas hukum internasional, tidak bisa dijamah oleh legalitas hukum internasional. Dunia berhadapan dengan arogansi Israel sebagai entitas yang dilindungi. Pesawat-pesawat tempurnya menembus angkasa yang dekat maupun jauh, tanpa peduli teritorial udara dan kedaulatan suatu negara. Kemudian keluar dengan penuh keangkuhan memprotes upaya Negara membentengi wilayah udaranya dan menyatakan, seharusnya negara Fulan tidak melarang pesawat kami terbang.
Di bawah sorot dunia, Israel melakukan aksi brutal menyerang setiap kapal yang membawa susu untuk anak-anak Gaza yang diblokade sebagai hukuman atas pilihan demokrasi, yang hidup di reruntuhan setelah perang yang menghancurkan dan serangan bom fosfor putih. Sembilan warga Turki menemui ajalnya syahid dalam aksi brutal Israel terhadap kapal mereka di perairan internasional. Dunia hanya menonton, meski tarian Israel malam dan siangnya adalah pelanggaran terhadap HA dan hukum internasional. Selanjutnya Benjamin Netanyahu berdiri di hadapan para komandan dan prajurit angkatan lautnya untuk berbangga atas aksi pembantaian itu. Menantang tuntutan Turki dan melecehkan keputusan Dewan HAM internasional (PBB) yang mengutuk pembantaian yang dianggap sebagai kejahatan perang. Netanyahu berdiri layaknya seseorang yang memandang dunia sebagai kawanan semut, dan berbicara tentang integritas para pembunuh.
Di hadapan semua lembaga HAM, Israel menggiring ribuan warga Palestina dan Arab ke penjara. Di antara mereka terdapat anggota legislatif, para tokoh politik, orang sakit, wanita dan anak-anak. Israel menggunakan UU darurat penjajah yang membolehkan perpanjangan masa tawanan tanpa aturan dan bahkan menyandarkan kepada UU militer penjajah. Dari kegelapan penjara, sedikit terungkap apa yang terjadi disana; pelecehan terhadap kehormatan tawanan, laki-laki dan wanita.
Kesenangan Israel melakukan penyiksaan, lewat jepretan kamera dan joget hina mereka. Keadilan internasional berbeda dengan standar Israel. Dunia tidak berfikir dan tidak mengakui kebaikannya kecuali dengan satu orang tawanan tentara Israel, Gilad Shalit yang ditawan kelompok perlawanan di Gaza.
Buldozer-buldozer Israel merampok dan menghancurkan tanah dan rumah-rumah warga Palestina. Mempermainkan UU seperti adonan yang digunakan untuk melayani rencana pengusiran pemilik tanah dan rumah. Mencuri tanah dan menghancurkan rumah-rumah Palestina. Para pemukim Yahudi menodai tempat-tempat suci, membakar masjid dan gereja. Membakar pepohonan zaitun, merampok buahnya dan menyerang para petani. Menabrak anak-anak dengan mobil mereka, namun mereka selamat dari tembakan dan borgol tahanan.
Demikianlah keadilan internasional mendefinisikan dirinya. Selama subyeknya Israel dan obyeknya Arab, maka dunia menutup mata. Kehormatan Arab tidak berharga. Hak-haknya dalam timbangan keadilan internasional adalah nol. Begitulah, keadilan internasional bersikap bodoh terhadap penjahat perang Israel, mereka mencari para penjahat di rahim-rahim ibu dan klinik-klinik bersalin. (qm)

0 komentar:

Posting Komentar