Bersamaan dengan digelarnya pertemuan puncak kelompok negara-negara yang berkontribusi besar pada perekonomian dunia, G20 di Seoul, Korea Selatan, serangan kritikan terhadap kebijakan keuangan AS makin santer dilontarkan. Para pemimpin sejumlah negara seperti menteri keuangan Jerman dan presiden terpilih Brazil menuding Washington sebagai pemicu perang mata uang. Sebagaimana diketahui, Bank Sentral AS (The Fed), Rabu (10/11) lalu, mengumumkan rencana pembelian surat utang senilai US$600 miliar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negaranya. Dilma Rousseff, ekonom yang baru saja terpilih sebagai presiden Brazil, kemarin (Kamis, 11/11) langsung mengkritik langkah AS itu yang disebutnya sebagai "kebijakan dolar lemah AS" dan menyatakan, "Kebijakan dolar lemah merupakan kerugian bagi seluruh dunia. Isu ini selalu menciptakan masalah. Presiden perempuan Brazil ini menambahkan, "Saya meyakini, kondisi ini akan memunculkan kamuflase proteksionisme".
Sementara itu, menyinggung perang mata uang antara Beijing dan Washington, Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schauble menegaskan, "AS tidak bisa menuding China melakukan intervensi dalam menetapkan nilai tukar yuan lantas berupaya melemahkan dollar dengan cara mencetak uang dan menyuntikkannya ke pasar".
Senada dengan negara-negara utama G20, China dan Rusia pun menyebut langkah AS itu sebagai tindakan munafik. Mengomentari isu tersebut, Uri Dadush mantan direktur perdagangan internasional Bank Dunia menuturkan, "Banyak negara yang menyebut langkah AS itu sebagai upaya untuk melemahkan nilai dolar. Sebab melemahnya nilai dolar memiliki artian pembelian komoditas AS oleh warga negara-negara lain sebagaimana yang diungkapkan Obama yang ingin meningkatkan ekspor AS sebesar dua kali lipat dalam jangka lima tahun ke depan". Analis ekonomi asal Perancis itu menambahkan, "Menurunnya nilai tukar dolar bisa saja bakal meningkatkan ekspor AS".
Masih soal perang mata uang antarnegara-negara besar, Jean Claude Trichet, Presiden Bank Sentral Eropa menandaskan, negara-negara besar anggota G20 telah mulai bersaing ketat untuk menurunkan nilai mata uang dan meningkatkan daya saing di kancah pasar internasional. Masalah inilah yang kian mempertajam perang mata uang. Ia menekankan, "Para pemimpin Kelompok G20 dalam sidang kali ini harus menetapkan suatu mekanisme untuk menghadapi krisis tersebut. Fluktuasi nilai mata uang yang lebih luas di pasar internasional harus dicegah. Meningkatnya fluktuasi bisa menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan dan stabilitas perekonomian dunia.
Sedemikian santernya kritikan terhadap kebijakan keuangan AS itu, sampai-sampai mantan Kepala Bank Sentral AS Alan Greenspan dalam wawancaranya dengan harian Financial Times menyatakan bahwa berlanjutnya kebijakan AS untuk melemahkan nilai tukar dolar bakal memperparah konflik kurs di kalangan negara-negara G20. (IRIB/LV)
Labels
Entri Populer
-
Hari Asyura Mengenang Syahidnya Cucu Nabi Muhammad Hari Asyura ( عاشوراء ) adalah hari ke-10 pada bulan Muharram dalam kalender Islam....
-
Pasca mundurnya Israel dari Jalur Gaza kita semua patut bersyukur. Dan Palestina bisa merasakan kemenangan dimana Allah Swt terlibat di d...
-
Sekjen Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbullah) Sayid Hasan Nasrullah menegaskan, "Kita saat ini berada dalam kondisi yang sangat...
-
Wisata ke tepi laut ada di Caspian Sea, menikmati suasana pantainya, dengan debur ombaknya yang tidak begitu kuat, sepi dari orang-orang y...
-
Para nabi adalah manusia-manusia agung dan teladan sempurna bagi umat. Tak berlebihan jika perjalanan hidup mereka banyak diabadikan dala...
-
"And peace on him on the day he was born, and on the day he dies, and on the day he is raised to life" Holy Quran 19:15 ...
-
Amerika Serikat meminta Cina untuk mempercepat upaya reformasi nilai tukar mata uangnya terhadap dolar pada Januari tahun depan. Presiden B...
-
Negara Inggris Raya dahulu kala tersohor di dunia sebagai negara kolonial. Jajahannya banyak, tersebar di hampir semua kawasan. Mulai...
-
Kemeriahan Maulid Hanya di Madura “Sholatullah Salamulla’Ala Thoha Rosulullah, Sholatullah Salamullah ‘Ala Yasin Habibillah” S...
Prophil
Pengikut
Diberdayakan oleh Blogger.
Jumat, 12 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
about me
Blog Archive
-
▼
2010
(44)
-
▼
November
(44)
- AS Ultimatum Cina Soal Yuan
- Kingdom of Solomon, Tawaran Baru Sinema Iran
- Larangan Berjilbab: Muslimah Turki Kuliah Di Bosnia
- Pemerintah Siap-Siap Tanggung 61.884 Ternak Korban...
- Agama dan Keluarga yang Sehat
- Cameron Terusik dengan Klaim Bush
- Sayid Hasan Nasrullah Kembali Tampil
- Meshal: Muqawama Masih Solusi Tunggal Bagi Bangsa ...
- Perwira Israel Akui Kebenaran Bukti Sayid Hasan Na...
- BEIRUT (Berita SuaraMedia) – Pemimpin gerakan Hizb...
- Teroris Bernama Israel, Israel is The Real Terrorist
- Skenario dibalik Ledakan Bom JW Marriot, Ritz Carl...
- Negara Terkaya Di Dunia Yang Luput Dari Perhatian ...
- Serangan Israel Terbaru Di Jalur Gaza
- Agama dan Keluarga Yang Sehat
- Agama dan Keluarga yang Sehat
- Sekilas Muslim Inggris
- Awas!!! Jaringan Penyelundupan Organ Tubuh Israel ...
- Wisata di Iran
- Malam Satu Suro
- Dunia Pun Menentang Kebijakan Moneter AS
- Semarak Ramadhan Muslim Indonesia di Canberra
- Mendapat Pertolongan Setelah Membaca Ayat Kursi
- Hari Asyura-Syahid Di Padang Karbala
- Kemeriahan Maulid Hanya di Madura
- Milad-e Nabi - Milad-un Nabi - Maulid Prophet Muha...
- Asyura dan Karakter Islam Nusantara
- Iran’s Leader Cites Nuclear Progress
- Iran Aktualita
- Agama dan Keluarga yang Sehat
- Agama dan Keluarga yang Sehat
- Agama dan Keluarga Yang Sehat
- Kedudukan Perempuan: Antara Budaya Islam dan Barat
- Zionis Provokasi Eropa Represif Pada Muslim
- Dimanakah Keadilan Internasional?
- Ketika Obama Melawat, Apa Saja Agenda Netanyahu di...
- Menelanjangi HAM AS di PBB
- Sekilas Pidato Rahbar di Qom
- Kebanyakan Anak di AS Alami Gangguan Otak
- Murad Marjan: Iran Kekuatan Regional Terbesar
- Gayus…Gayus!!!
- Ahmadinejad: Dunia Harus Dipimpin Orang Saleh
- Bush Mesti Diseret ke Pengadilan Internasional
- Sayid Hasan Nasrullah: Musuh Incar Muqawama
-
▼
November
(44)
0 komentar:
Posting Komentar