Kamis, 11 November 2010

Iran Aktualita

 (12 November 2010)
Rahbar
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei, hari Rabu pagi (03/11) dalam pertemuan penuh semarak dengan ribuan siswa menyebut 13 Aban sebagai simbol ketamakan Amerika dan ketergantungan rezim thaghut pada kekuatan utama dunia. Dikatakannya pula, 13 Aban adalah kekuatan iman yang bersandarkan pada hati nurani, pelopor generasi pertama di kancah politik dan keberanian generasi revolusioner pertama. Rahbar menekankan, "Kini bangsa Iran semakin pasti dan kuat dibandingkan masa-masa lalu serta tengah bergerak menuju tujuan yang tinggi dan puncak kebahagiaan. Dalam gerakan agung ini para pemuda berada di barisan terdepan." Dalam pertemuan yang dilangsungkan menjelang 13 Aban yang dikenang sebagai Hari Nasional Perlawanan terhadap Arogansi dan Hari Pendidikan Nasional, Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menyebut 13 Aban merupakan simbol penting yang memiliki makna dan hakikat yang sangat berlimpah. Ditambahkannya, "Satu dari kejadian 13 Aban terkait dengan pidato Imam Khomeini ra yang disampaikannya tahun 1964 di Qom sebagai bentuk protes atas sikap parlemen waktu itu yang meratifikasi undang-undang diskriminatif soal kekebalan hukum warga Amerika yang berujung pada pengasingan Imam Khomeini ra. Sejatinya pidato Imam Khomeini ra waktu itu adalah teriakan kebenaran yang membela maslahat, kepentingan dan kemuliaan bangsa Iran."
Rahbar kembali mengingatkan ucapan kepala-kepala negara Amerika di pelbagai periode yang tampak lahiriahnya bersahabat seraya mengatakan, "Sekalipun ucapan itu lunak secara lahiriah, tapi batinnya sama dengan serigala yang berbulu domba."
Rahbar kemudian menyinggung soal aksi-aksi yang dilakukan antek-antek rezim thagut membantai para pelajar pada 13 Aban 1357 atau 4 November 1979 dan menambahkan, "Dengan mencermati peristiwa ini, 13 Aban merupakan simbol partisipasi generasi muda dan kepeloporan mereka di medan perjuangan."
Rahbar juga mengingatkan aksi berani para pemuda dan mahasiswa saat menguasai sarang mata-mata Amerika pada 13 Aban. "Langkah ini menjadi simbol keberanian generasi revolusioner pemuda Iran dalam menghadapi kepongahan Amerika. Karena menduduki sarang mata-mata Amerika berhasil menggoyahkan kekuatan Amerika dan membuatnya bertekuk lutut," ujar Rahbar.

Makna dan hakikat yang tersimpan dalam pelbagai peristiwa pada tanggal 13 Aban sangat besar dan penting dalam pandangan Rahbar. Beliau mengatakan, "Dengan mencermati detil hakikat ini kita dapat mengerti betapa ada kelompok kecil pada 13 Aban tahun lalu turun ke jalan-jalan dan meneriakkan slogan anti 13 Aban. Mereka ini sebenarnya ingin menghidupkan kembali kewibawaan Amerika, menutup-nutupi arogansinya dan menyoal gerakan agung bangsa Iran dalam menghadapi kezaliman besar Amerika. Patut diketahui bahwa upaya ini berakhir dengan kegagalan."
Di bagian lain dari pidatonya Ayatullah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei menilai kegagalan fitnah tahun lalu adalah contoh gamblang dari partisipasi aktif dan cerdas dari para pemuda. "Fitnah tahun lalu adalah fitnah besar dan di tahun-tahun setelahnya bakal tersingkap betapa ada konspirasi berbahaya di balik semua ini. Fitnah ini gagal berkat kehadiran para pemuda yang menjadi pelopor di setiap medan," ungkap Rahbar.
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad dan Menteri Luar Negeri Manoucher Mottaki secera terpisah mengeluarkan pernyataan terkait kesiapan Tehran untuk berunding dengn kelompok 5+1. Mottaki menekankan sikap Republik Islam terkait kesepakatan pertukaran bahan nuklir dengan Barat dan menyatakan bahwa kesepakatan tersebut hanya diterima jika sesuai dengan Deklarasi Teheran.
Menteri Luar Negeri Iran Manouchehr Mottaki juga menolak laporan media Barat tentang tawaran baru AS soal pertukaran bahan bakar dengan Iran dan menyebutnya sebagai permainan media Barat.
Hal itu dikemukakan Mottaki mereaksi laporan surat kabar Perancis Le Monde edisi (4/11) bahwa AS telah memberikan tawaran baru agar uranium yang telah diperkaya di tingkat rendah milik Iran ditransfer ke Rusia untuk diperkaya lebih tinggi.

Iran terus menekankan perundingan harus berlandaskan koridor Deklarasi Tehran. Deklarasi Tehran ditandatangani oleh Iran, Turki dan Brazil pada 17 Mei lalu. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Teheran akan mengirimkan uraniumnya yang telah diperkaya di tingkat rendah ke Turki untuk diganti dengan uranium yang telah diperkaya hingga 20 persen.
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad membuka Dialog Kerjasama Asia (ACD). Ia mengharapkan dalam waktu dekat dapat dibentuk organisasi tingkat Asia yang akan meningkatkan kemampuan negara-negara di kawasan baik dari sisi politik, ekonomi dan sosial maupun sains serta budaya. Organisasi ini diharapkan dapat membantu negara di Asia yang memiliki peradaban kuno ini.

Saat menyampaikan pidato di Dialog Kerjasama Asia (ACD) Senin (8/11), Ahmadinejad menyebut benua Asia sebagai pusat cinta kasih dan keadilan. Dikatakannya, semoga di sidang ACD di Tehran kali ini dapat mempererat kerjasama negara-negara Asia dan negara kawasan serentak mampu memainkan peran untuk menyebar keadilan dan perdamaian di dunia.
Ia mengingatkan, dewasa ini kita membutuhkan sistem tingkat dunia di mana seluruh bangsa dan negara memiliki peran seimbang dalam kancah global. "Seluruh negara juga harus aktif di masalah ini," ungkap Ahmadinejad. Menurut presiden Iran, sistem ini memerlukan pemikiran, budaya yang kokoh serta pengetahuan. Ia mengingatkan, keyakinan kita adalah ideologi, budaya dan pengetahuan yang mampu menjadi dasar keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan berada di Asia serta di antara bangsa-bangsa kawasan ini.

Oleh karena itu, menurut Ahmadinejad tanggung jawab bangsa Asia menjadi berlipat ganda untuk memperbaiki tatanan dunia dan menegakkan sistem baru yang manusiawi. Ia menyebut, benua Asia sebagai benua kuno yang luas dan kaya dengan sumber daya manusia, materi dan kemampuannya menciptakan peradaban serta budaya Islam. "Kemampuan seperti inilah yang saat ini dibutuhkan dunia," tegas Ahmadinejad.
Kerjasama dan kesamaan visi bukan hanya menguntungkan bangsa Asia namun juga menguntungkan seluruh bangsa dunia. Menurutnya bangsa Asia adalah bangsa yang cinta perdamaian sepanjang sejarah di dunia yang memiliki dimensi global bersumber dari selain Asia.
Seraya mengisyaratkan kondisi politik dunia saat ini, Ahmadinejad mengatakan, perang dan pembantaian massal adalah buah dari sistem global yang berkuasa saat ini dan dari sisi ekonomi sistem ini juga mengalami kekalahan. Kekalahan ini menurut Ahmadinejad disebabkan sistem tersebut bertumpu pada arogansi, intimidasi serta ideologi kapitalis.
Badan Pembangunan PBB (UNDP) Kamis lalu, melaporkan laporan terbaru pembangunan sumber daya manusia. Dalam laporan tersebut, Iran disebutkan sebagai negara yang berkembang cepat dari sisi pembangunan sumber daya manusia.
Berdasarkan laporan UNDP pada tahun 2010, Republik Islam Iran mengalami lonjakan 18 tingkat. Kini, negara ini berada pada tingkat ke 70 di dunia dari sisi pengembangan sumber daya manusia. Penilaian itu berdasarkan pada sejumlah tolok ukur seperti harapan hidup, kwalitas sistem pendidikan dan penghasilan. Dengan urutan itu, Iran berhasil lebih unggul dari negara-negara seperti Brazil, Georgia, Turki, Cina, Thailand, Mesir, Indonesia, Afrika Selatan, Suriah dan India.
 

0 komentar:

Posting Komentar